Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Menelusuri Jejak Sejarah Terowongan Wilhelmina dan Dua Terowongan Lain di Kalipucang

Minggu, 09 Maret 2025 | Maret 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-09T14:05:42Z

 Menelusuri Jejak Sejarah Terowongan Wilhelmina dan Dua Terowongan Lain di Kalipucang

Indonesia memiliki banyak peninggalan sejarah kolonial Belanda, salah satunya adalah jalur kereta api Banjar–Cijulang yang memiliki tiga terowongan bersejarah, yakni Terowongan Wilhelmina, Terowongan Juliana, dan Terowongan Hendrik. Ketiga terowongan ini terletak di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, dan menjadi saksi bisu kejayaan transportasi kereta api di masa lalu. Sayangnya, jalur ini telah dinonaktifkan sejak tahun 1980-an dan kini terbengkalai. Meski demikian, keberadaan terowongan ini masih menarik perhatian para pecinta sejarah dan penjelajah urban.

Terowongan Wilhelmina: Terowongan Terpanjang dan Penuh Sejarah

Terowongan Wilhelmina adalah yang paling terkenal di antara ketiga terowongan ini. Dibangun antara tahun 1913 hingga 1916, terowongan ini memiliki panjang sekitar 1.116 meter, menjadikannya salah satu terowongan kereta api terpanjang di Indonesia. Nama Wilhelmina diambil dari Ratu Wilhelmina, penguasa Belanda pada masa itu.

Pembangunan terowongan ini tidaklah mudah. Dengan teknik manual dan menggunakan tenaga kerja paksa (rodi), banyak pekerja yang meninggal akibat kecelakaan dan kondisi kerja yang berat. Hingga kini, Terowongan Wilhelmina masih berdiri kokoh meski sudah tidak digunakan. Beberapa bagian telah tertutup oleh vegetasi liar, tetapi masih bisa diakses oleh penjelajah yang ingin melihat jejak kejayaan masa lalu.

Misteri dan Kisah Mistis Terowongan Wilhelmina

Sebagai tempat yang lama terbengkalai, banyak kisah mistis berkembang di sekitar Terowongan Wilhelmina. Beberapa cerita yang beredar antara lain:

  • Suara Kereta Gaib: Meskipun jalur ini sudah lama tidak aktif, warga sekitar mengaku pernah mendengar suara kereta api melintas di dalam terowongan.

  • Penampakan Wanita Belanda: Beberapa orang mengaku melihat sosok perempuan berbaju putih bergaya kolonial di sekitar terowongan.

  • Arwah Pekerja Paksa: Konon, banyak pekerja yang meninggal saat pembangunan dan arwah mereka masih bergentayangan.

Terowongan Juliana: Sang Penerus Wilhelmina

Terowongan Juliana merupakan terowongan kedua dalam jalur Banjar–Cijulang. Dibangun pada periode yang sama, terowongan ini memiliki panjang sekitar 250 meter. Struktur bangunannya masih menyerupai Wilhelmina, tetapi ukurannya lebih kecil.

Saat ini, Terowongan Juliana sudah tertutup semak belukar dan jarang dikunjungi. Tidak banyak cerita mistis mengenai terowongan ini, tetapi ada beberapa penjelajah yang mengaku mendengar suara langkah kaki misterius ketika menjelajahinya.

Terowongan Hendrik: Terowongan Paling Pendek

Dibandingkan dua terowongan sebelumnya, Terowongan Hendrik adalah yang paling pendek dengan panjang hanya 110 meter. Meski lebih kecil, terowongan ini tetap memiliki nilai sejarah yang tinggi sebagai bagian dari jalur perkeretaapian zaman kolonial.

Kini, Terowongan Hendrik hampir tertutup oleh tumbuhan liar dan sulit diakses. Beberapa penjelajah yang berhasil mencapai terowongan ini mengaku merasakan suasana yang cukup mencekam, meskipun tidak ada banyak laporan mengenai kejadian mistis di sini.

Masa Depan Jalur Kereta Banjar–Cijulang

Beberapa waktu lalu, sempat muncul wacana reaktivasi jalur kereta api Banjar–Pangandaran oleh PT KAI. Jika rencana ini terealisasi, bukan tidak mungkin ketiga terowongan ini akan direnovasi dan digunakan kembali. Hal ini tentu akan menjadi langkah positif dalam melestarikan warisan sejarah sekaligus meningkatkan konektivitas di wilayah selatan Jawa Barat.

Kesimpulan

Terowongan Wilhelmina, Juliana, dan Hendrik adalah bagian penting dari sejarah perkeretaapian di Indonesia. Meskipun telah lama terbengkalai, ketiga terowongan ini tetap menarik minat para pecinta sejarah dan penjelajah yang ingin merasakan atmosfer masa lalu. Keberadaan mereka mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Bagi Anda yang tertarik dengan sejarah dan eksplorasi tempat-tempat bersejarah, mengunjungi kawasan ini bisa menjadi pengalaman yang unik dan penuh tantangan. Namun, pastikan untuk selalu berhati-hati dan mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan sebelum menjelajah!

×
Berita Terbaru Update